Selasa, 18 Desember 2007

APA DAN BAGAIMANA ALIRAN SESAT

Oleh H.M.Cholil Nafis, MA


Issue Terkini
Baru-baru ini kita digegerkan dengan munculnya aliran al-Qiyadah al-Islamiyah yang dipimpin Ahmad Mushaddeq (Andussalam). Ia tidak hanya mengaku sebagai pemimpin jama’ah, melainkan mengaku dirinya sebagai Nabi. Pengakuannya sebagai nabi inilah yang kemudian menyulut kemarahan seluruh umat Islam di Indonesia. Akhirnya MUI mengeluarkan fatwa Nomor 04 Tahun 2007 tentang sesatnya aliran tersebut.
Aliran al-Qiyadah al-Islamiyah dinilai melenceng dari ajaran Islam karena beberapa hal. Pertama, adanya pengakuan dari pendirinya sebagai nabi dan rasul. Kedua, tidak mengakui Rasulullah saw sebagai nabi dan rasul terakhir (dalam syahadat mereka, tidak mengikutsertakan nama Rasulullah saw). Ketiga, tidak perlu menjalankan rukun Islam. Keempat, tidak perlu sholat 5 waktu.
Kasus Ahmad Mushaddeq tidak hanya direspon MUI, Kejagung juga mengeluarkan keputusan larangan terhadap aliran tersebut. Aliran pimpinan Ahamd Mushaddeq dapat dijerat dengan UU No1/PNPS/1965 tentang Pencegahan, Penyalahgunaan, dan Penodaan Agama. Sesuai pasal 156 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pelakunya diancam hukuman lima tahun.

Sejarah Nabi Palsu
Setelah Nabi Muhammad saw berhasil mengislamkan seluruh Jazirah Arab, kemudian Nabi saw melakukan haji perpisahan (Hajji wada’). Tidak lama kemudian mulai muncul orang-orang yang mengaku menjadi nabi. Salah seorang yang mengaku nabi yang terkenal, Pertama, Musailamah al-Kadzdzab. Dalam Sirah Nabawiyah dijelaskan bahwa nama lengkap Musailamah adalah Musailamah bin Tsumamah bin Kabir bin Hubaib bin al-Harits dari Bani Hanifah). Musailamah mengaku nabi pada tahun 10 H.
Dalam kitab Jamharatu Ar-Rasâ`il Al-‘Arab dijelaskan bahwa di akhir tahun 10 H Musalimah pernah berkirim surat kepada Nabi yang isinya:
مِنْ مُسَيْلَمَة رَسُوْلُ اللهِ إِلىَ مُحَمَّدٍ رَسُولُ اللهِ . سَلاَمٌ عَلَيْكَ, أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى قَدْ أُشْرِكْتُ فِى الأَمْرِ مَعَكَ, وَإِنَّ لَنَا نِصْفَ الأرْضِ, وَلِقُرَيْشٍ نِصْفَ الأَرْضِ, وَلَكِنَّ قُرَيْشًا قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ.
“Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah. Salam sejahtera. Sesungguhnya saya disekutukan dengan kamu (dalam masalah kenabian). Kami memiliki sebagian tanah (kekuasaan), dan orang Quraisy sebagian (kekuasaan) yang lain), tetapi orang Quraisy adalah kaum yang melewati batas”.
Nabi membalas isi surat itu:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ إِلَى مُسَيْلَمَة الَكذَّابِ. سَلاَمٌ عَلىَ مَنْ إِتَّبَعَ الهُدَى, أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ الأرْضَ لله يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ.
"Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah Pembohong. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti pentunjuk (Allah). Bahwa bumi ini adalah milik Allah, diwariskan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya yang bertakwa”.
Kedua, Tulaihah bin Khuwailid. Nama aslinya adalah Tolkhah. Karena gagal mempertahankan kenabiannya, akhirnya orang Arab menyebutnya dengan Tulaihah (Talhah kerdil). Talhah tidak hanya mengaku sebagai nabi, bahkan sampai membuat surat Gajah (al-fil) untuk menyaingi surat yang sama yang ada dalam al-Quran. Bunyi surat ciptaannya itu: al-fîllu mâl fîl. Hayawânun khurtumun tawîl (gajah, apa gajah itu. Hewan yang belalainya panjang). Ketiga, Al-Aswad Al-Ansi yang yang bergelar Zul Khimr (orang yang berkerudung) berasal dari Yaman. Dia ditumpas oleh Qaisy bin Maksyuh al-Muyradi dan Fairuz al-Dailami sehari sebelum Nabi wafat. Qaisy dan Fairuz memasuki rumahnya dan mendapatinya sedang mabuk.
Pada era Modern di India, tepatnya di Qadyan juga ada orang yang mengaku menjadi nabi. Pada saat itu orang muslim India ingin memisahkan diri untuk mendirikan negara Islam yang bernama Pakistan yang dipelopori oleh Ali Jinnah Muhammad Iqbal. Tahun 1880-an ada orang yang bernama Ali Murtadla yang didukung oleh Inggris mengaku dirinya sebagai nabi dan telah menerima wahyu yang ia berinama dengan at-Tadzkirah. Dari situlah kemudian muncul aliran Ahmadiyah.
Seiring perjalanan waktu, ketika tokoh-tokoh Islam berhasil mendirikan negara Islam, maka Lahor masuk dalam wilayah Pakistan. Di Lahor ada pengikut Ahmadiyah. Pemimpinannya Sayyid Amir Ali. Setelah Lahor masuk wilayah Pakistan, orang-orang Ahmadiyah di Lahor segera merevisi kembali ajaran-ajaran Ahmadiyah Qadyan. Pengikut Ahmadiyah Lahor menganggap Mirza Gulam Ahmad bukan sebagai nabi, melainkan sebagai mujaddid, dan at-tadzkirah bukan wahyu, melainkan ilham, sehingga Ahmadiyah Lahor ditolerir oleh umat Islam

Kesesatan di Indonesia
Setelah Indonesia merdeka telah terjadi beberapa kali musim kesasatan. Pertama, pada tahun-tahun sebelum G-30 S PKI tahun 1963 sampai 1964-an. Pada waktu itu di masyarakat ada lembaga kebudayaan yang diberi nama LEKRA. Lembaga ini sering mengadakan pertunjukan ludruk yang isinya melecehkan agama. Selain itu muncul aliran mbah Suro, aliran Islam Sejati, dan muncul orang mengaku nabi. Pada zaman Orde Baru kebudayaan-kebudayaan ini reda, dan pada tahun 80-an muncul aliran Isa Bugis Orang yang memaknakan al-Qur'an semaunya, tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw, maka mereka sesat. Itulah kelompok Isa Bugis. Kelompok ini tidak percaya mukjizat, dan menganggap mukjizat tak ubahnya seperti dongeng lampu Aladin. Nabi Ibrahim menyembelih Ismail itu dianggapnya dongeng belaka. Kelompok ini mengatakan, tafsir al-Qur'an yang ada sekarang harus dimuseumkan, karena salah semua. Al-Qur'an bukan Bahasa Arab, maka untuk memahami al-Qur'an tak perlu belajar Bahasa Arab. Lembaga Pembaru Isa Bugis adalah Nur, sedang yang lain adalah zhulumat, maka sesat dan kafir. Itulah ajaran sesat Isa Bugis. Tahun 1980-an mereka bersarang di salah satu perguruan tinggi di Rawamangun, Jakarta. Sampai kini masih ada bekas-bekasnya. Sekarang muncul kembali, mulai dari salat dua bahasa, orang mengaku malaikat Jibril, mengaku kordinator para Wali, dan yang paling dasyat adalah mengaku nabi.
Semenjak merdeka sudah ada 20 orang yang mengaku menjadi Nabi. Sebagian dari 20 itu yang terkenal, Pertama, Ali Taetang, berasal dari Banggai mendirikan aliran Alian Imamullah. Aliran ini didirikan Haji Ali Taetang Likabu di Dusun Sampekonan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah pada tahun 1956. Masyarakat daerah ini sebelumnya menganut animisme, dinamisme, dan mistik. Tidak diketahui berapa jumlah pengikutnya, namun ribuan orang telah menjadi anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara umum ajaran Alian Imamullah sama dengan Islam, tetapi paham ini menyimpang dengan ajaran Islam dalam dua hal. Pertama, terbukanya pintu kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW sehingga Ali Taetang menyebut diri sebagai nabi. Kedua, dia mengubah syahadat.
Kedua, pada tahun 2004 yang lalu juga muncul aliran Zikrullah Aulia Allah di Sulawesi Tengah. Zikrullah Anak kedua dari istri kedua Taetang ini mengaku mendapat wahyu tentang kenabian melalui mimpi. Aliran ini merupakan versi terbaru dari aliran Alia Imamullah yang didirikan ayahnya, Ali Taetang Likabu pada 1970-an. Pada saat Pendirian aliran itu, Zikrullah mengumumkan kenabiannya di atas mimbar Masjid Barokah, Kabupaten Banggai Kepulauan. Saat itu, Zikrullah mengaku telah diangkat Allah menjadi nabi meneruskan almarhum ayahnya Ali Taetang Likabu yang juga mengaku sebagai nabi.
Ketiga, di Banten juga muncul orang yang mengaku menjadi nabi, namanya Dedi Mulyana alias Eyang Ended. Nabi palsu ini ternyata dukun cabul. Ajarannya berkenaan dengan kepastian hari kiamat dan membolehkan seks bebas. Keempat, di Jakarta, sebelum Ahmad Musoddeq, muncul Lia Eden, dengan sekte kerajaan Tuhan berasal dari Jakarta. Lia yang pandai membuat puisi mengaku mendapat wahyu dari malaikat Jibril

Standard Aliran Sesat dan Menyikapinya
Sesat atau kesesatan itu bahasa Arabnya dhalal. Yaitu setiap yang menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam al-Qur'an disebutkan, setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat (lihat QS Yunus: 32). Kebenaran hanya datang dari Allah. Pertanyaannya kini, kebenaran dari Allah itu adanya di al-Qur'an dan as-Sunnah, namun cara pemahamannya/penafsirannya model apa? Pertanyaan itu sudah ada jawabannya, dalam hadits tentang 73 golongan, riwayat At-Tirmidzi. "Siapakah dia (golongan yang satu-yang selamat dari neraka-itu) wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "(Mereka yang mengikuti apa) yang aku dan sahabatku berada di atasnya."
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, penulis Lamhah 'anil firaq adh-dhaallah, Membongkar Firqah-Firqah Sesat, berkomentar. Ketika Rasulullah ditanya tentang siapakah satu yang selamat itu, beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuh." Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul saw dan para sahabatnya, maka dia termasuk yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang menyelisihi dari hal tersebut sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya.
Menurut versi MUI, sebuah aliran akan dianggap sesat jika memiliki 10 kriteria. Pertama, mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam. Kedua, meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan syar’i (al-Quran dan hadis). Ketiga, meyakini turunnya wahyu setelah al-Quran. Keempat, mengingkari keotentikan dan kebenaran al-Quran. Kelima, menafsirkan al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. Keenam, mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam. Ketujuh, menghina, melecehkan, dan merendahkan nabi dan rasul. Kedelapan, mengingkari nabi sebagai nabi dan rasul yang terakhir. Kesembilan, mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat. Kesepuluh, mengkafirkan sesama muslim
Apa yang harus ditempuh dalam menghadapi ajaran menyimpang dan meresahkan masyarakat? Tentuya, dakwah bil hikmah dan mau’idati al-hasanah” (dakwa dengan bijaksana dan nasehat yang baik). Maka bila kita tidak ingin gerakan sesat ini setiap hari bermunculan dengan beragam bentuk dan versinya, tidak ada jalan lain kecuali kita meningkatkan kualitas dan kuantitas pengajaran agama Islam secara berkesinambungan. Jangan sampai ada lagi wilayah floting mass keislaman di negeri ini.
Ulama harus segera dilahirkan dengan jumlah dan kualitas yang berlipat. Baik lewat pengkaderan maupun lewat pengiriman calon ulama ke berbagai universitas Islam berkualitas di berbagai negara Islam. Penceramah yang tidak bisa bahasa arab dan kurang pelajaran syariah, perlu didorong dan diberi semangat untuk sekolah lagi dengan serius, jangan hanya sibuk ceramah kesana kemari mengejar order pesanan. Mereka harus berpikir untuk meningkatkan mutu dan kematangan ilmu.
Sekolah Islam, madrasah, pesantren, majelis taklim perlu direvolusi pendiriannya, ditingkatkan kualitasnya, diperluas cakupannya, diperkaya modalnya, dipercanggih sistemnya, diakselerasikan secara serius, profesional dan bertanggung-jawab. Jangan ada lagi pelarangan dan rasa curiga dari kalangan tertentu bahwa pesantren itu sarang teroris.
Semoga Allah SWT menolong kita semua dan selama kita menolong agama-Nya dari kerusakan pemikiran aliran sesat. Amien

Tidak ada komentar: